Keseharianku hanya melamun, tempat favoritku adalah ditepian
jendela kamarku. Darinya aku dapat melihat sebagian besar sudut kerajaan
ayahku. Dari atas ini juga aku bisa melihat aktifitas rakyat ayahku.
Dari struktur bangunannya, istana ini telah dibangun oleh
kakek buyutku, memiliki empat menara setinggi mungkin sekitar 100 meteran,
terlihat dari sini diameter menara sekitar 6 meter, kalau saja ketebalan bata
yang digunakan 30x30x30 cm, mungkin dibutuhkan sekitar 20 ribuan bata untuk
membangun satu menara.
Gaya arsitektur dari istana ini kalo diperhatikan mungkin
campuran roma, mesir, persia dan byzantium. Langit-langit kamarku membentuk
geometri fraktal dengan pola yang berirama dan terus berulang. Sulit membayangkan
seberapa pintarnya arsitek kakekku dulu melakukan ini semua.
Aneh benar, sejarah kerajaan sebelum aku lahir menunjukkan
bahwa tempat ini memiliki kemajuan yang pesat dalam hal ilmu pengetahuan,
terbukti bahwa koleksi perpustakaan kerajaan menceritakan banyak ilmu yang bisa
dipelajari.
Berbanding terbalik dengan cara rakyatku berpakaian, tidak
modis, kamseupay ... hanya berbalut kulit hewan dan kulit pohon. Tidak ditemukan
teknologi yang digunakan untuk menyatukan benang menjadi sehelai kain, lalu
menggabungkannya menjadi sebuah gaun yang indah.
Kenapa mereka menggunakan simpul-simpul untuk mengikatnya?? Kenapa
mereka menggunakan pasak tumpul untuk membuat lubang dibajunya?? Coba saja kalo
pasak itu dibuat lebih kecil dan runcing, akan menjadi lebih mudah dan lebih indah, iya kan??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar