Selasa, 05 Juni 2012

Gaun


Keseharianku hanya melamun, tempat favoritku adalah ditepian jendela kamarku. Darinya aku dapat melihat sebagian besar sudut kerajaan ayahku. Dari atas ini juga aku bisa melihat aktifitas rakyat ayahku.

Dari struktur bangunannya, istana ini telah dibangun oleh kakek buyutku, memiliki empat menara setinggi mungkin sekitar 100 meteran, terlihat dari sini diameter menara sekitar 6 meter, kalau saja ketebalan bata yang digunakan 30x30x30 cm, mungkin dibutuhkan sekitar 20 ribuan bata untuk membangun satu menara.

Gaya arsitektur dari istana ini kalo diperhatikan mungkin campuran roma, mesir, persia dan byzantium. Langit-langit kamarku membentuk geometri fraktal dengan pola yang berirama dan terus berulang. Sulit membayangkan seberapa pintarnya arsitek kakekku dulu melakukan ini semua.

Aneh benar, sejarah kerajaan sebelum aku lahir menunjukkan bahwa tempat ini memiliki kemajuan yang pesat dalam hal ilmu pengetahuan, terbukti bahwa koleksi perpustakaan kerajaan menceritakan banyak ilmu yang bisa dipelajari.

Berbanding terbalik dengan cara rakyatku berpakaian, tidak modis, kamseupay ... hanya berbalut kulit hewan dan kulit pohon. Tidak ditemukan teknologi yang digunakan untuk menyatukan benang menjadi sehelai kain, lalu menggabungkannya menjadi sebuah gaun yang indah.

Kenapa mereka menggunakan simpul-simpul untuk mengikatnya?? Kenapa mereka menggunakan pasak tumpul untuk membuat lubang dibajunya?? Coba saja kalo pasak itu dibuat lebih kecil dan runcing, akan menjadi lebih mudah dan lebih indah, iya kan??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar